Wednesday, February 4, 2015

Balas Dendam Seorang Nelayan Kepada Buaya Yang Memangsa Istrinya

Buaya Uganda
Berniks.blogspot.com - DI kabarkan Empat bulan yang lalu, Seorang wanita bernama "Demeteriya Nabire" telah tewas dimangsa oleh seekor Buaya muara. sewaktu dia hendak mengambil air di danau.

Setelah beberapa lama buaya itu menghilang ahirnya buaya itu muncul lagi untuk mencari mangsa. suami dari "Demeteriya Nabire"
yang saat itu masih berduka sangat sangat murka kepada buaya itu dan hendak membalas dendam. "Demeteriya Nabire" yang kala itu sedang hamil ia berada di pinggir danau Kyoga (Uganda) bersama sekelompok warga lainnya sedang  mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Namun nasib naas menimpa "Demeteriya Nabire" Seekor buaya muara yang sangat besar dengan panjang lebih dari 4M dan Berat lebih dari 600Kg telah menggigit dan menyeret "Demeteriya Nabire" kedalam air, setelah kejadian itu tak seorang pun yang pernah melihat "Demeteriya Nabire".



Suaminya dari Demeteriya Nabire ( Mubarak Batambuze ) Merasa sangat terpukul atas kejadian itu, ia tidak hanya kehilangan istrinya namun juga kehilangan anak yang ada di dalam perut sang ibu, dan ia pun merasa sangat putus asa.

Namun tak beberapa lama kemudian ia mendengar dari warga buaya yang memangsa istrinya itu kembali mencari mangsa, "seorang warga mengatakan kepada saya, kalau buaya yang memangsa istri saya  ahir-ahir ini sudah sering muncul lagi menampakan dirinya pinggir danau itu (Danau Kodya)" kata Mubarak Batambuze.
 
Setelah mendengar Berita itu (Mubarak Batambuze) Nelayan Berusia 50th pergi untuk melihat situasi di pinggir danau itu. "saya melihat buaya muara itu seperti monster, kami hanya melempari dengan batu dan alat seadanya tidak ada yang bisa kami lakukan" kata Mubarak Batambuze.

Lalu setelah melihat situasi seperti itu "Mubarak Batambuze" pergi untuk membuat sebilah tombak yang cukup besar, "saya sangat terpukul, kesal, Sedih serta di fikiran saya hanya ada ingin membalas dendam kepada buaya itu, karna telah merenggut istri dan anak saya" kata Mubarak Batambuze.

 "untuk membuat Tombak yang cukup besar saya harus membayar 3,20 pound (Rp50.000)" kata Mubarak Batambuze. Jumlah yang cukup besar bagi seorang nelayan yang penghasilannya minim dan  tidak menentu ini. tapi ia sudah berniat untuk membalas dendam kepada buaya yang sudah merenggut istrinya tersebut.

"Buaya itu telah memangsa istri saya hingga tak tersisah apapun, bahkan bajunya pun tidak pernah di temukan lagi, saya benar-benar sangat merasa sedih kehilangan istri dan janin yang ada di perut istri saya" kata Mubarak Batambuze

Dengan berbekal tombak baru yang di buatnya dengan kaitan mata satu sisi di ujung tombak "Mubarak Batambuze" mualai memburu buaya itu. 
Sewaktu "Mubarak Batambuze" melihat buaya itu keluar, Mubarak Batambuze melompat ke dalam danau. "Teman-teman saya menasehati saya agar mengurunkan niat saya untuk membunuh buaya itu karna buaya itu besar sekali dan mereka tidak yakin kalau saya bisa membunuh buaya itu, namun tekat saya sudah bulat, saya sudah sangat sedih, saya tidak takut kalau harus mati  demi untuk membalaskan dendam saya kepada buaya itu"  kata Mubarak Batambuze

 "Saya telah gagal membunuhnya saat pertama kali" katanya kepada mreka "saya tidak peduli jika harus mati demi membunuh binatang ini, saya akan membunuhnya dengan tombak ini" kata Mubarak Batambuze. 

Tombak mubarak

"Saya juga merasa takutan tapi niat saya sudah bulat" kata Batambuze.
Dengan di bantu teman-teman nya  dan ia mengikat tali di panggkal tombak sehingga saat tombak menusuk masuk ketubuh buaya itu teman-temannya bisa menarik buaya itu dan membunuhnya besama-sama.  

 "saya menusukan tombak ke bagian samping perut buaya itu, dan teman-teman saya membantu saya dengan batu dan alat seadanya, buaya itu mencoba membuka mulutnya dan ingin menggigit saya" kata kata Batambuze.

"Pertarungan berlangsung sangat sengit, kami semua ketakutan, tapi tekat saya sudah bulat dan yang hanya saya inginkan balas dendam sampai buaya itu mati, Saya depresi karena kehilangan istri dan janin yang sedang dikandungnya" kata  Mubarak Batambuz

Setelah satu setengah jam bertarung, pertarungan pun di menangi oleh Batambuze. dan buaya itupun mati. Kelelahan, mereka berjalan kembali ke desa. "semua orang terkejut melihat betapa besarnya buaya itu, dan orang-orang desa menyebut saya sebagaipahlawan. karna telah membunuh buaya yang meresahkan warga itu" kata kata Batambuze.

Lalu Bangkai hewan itu dibawa ke Universitas Makarere di Kampala untuk diteliti oleh dokter hewan Wilfred Emneku. Emneku mengatakan ia menemukan tulang kering di dalam perut buaya tersebut, dan meski ia yakin bahwa tulang itu milik manusia, ia tidak bisa sepenuhnya membuktikan kalau itu tulang istri  Batambuze.

"Setelah 12 minggu... dalam kondisi normal, sangat tidak mungkin tulang dari makanan yang sama bisa bertahan di dalam perut," kata kata Batambuze.
Meski Batambuze kini menjadi selebriti di desanya, ia tetap tidak bisa memakamkan istrinya dengan layak.

"Di dalam hati, saya sangat sedih dan depresi karena saya telah kehilangan istri dan anak yang ada di dalam kandungannya" kata kata Batambuze.

"Tapi warga desa di sini terus mengatakan, 'Terima kasih karena membunuh binatang itu, sungai itu adalah tempat kami mencari air dan kami yakin buaya itu akan memangsa orang lain. Terima kasih banyak, kamu sudah membunuh buaya itu, dan itu bukan pekerjaan yang mudah." kata warga kepadaku (kata Batambuze.).

 Like and share jika menurut kalian cukup unik : 








0 komentar:

Post a Comment

koment